Ikhsan2 , Hani2 , Ika.D2 , Irma2
, Isnaini2 , Jajuli2 , Karina2 ,dan Lia[2]
Abstrak
Di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu terdapat suatu tempat yang dipakai untuk
kegiatan pelestarian penyu. Di lokasi ini dipelihara satu jenis penyu laut,
yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Untuk mengetahui tentang
kegiatan pelestarian penyu sisik ini, kami melakukan wawancara dengan Bapak
Salim yang bekerja di Balai Taman
Nasional Kepulauan Seribu.
Kata
Kunci : Penyu sisik, Penangkaran, Pulau Pramuka
A.
PENDAHULUAN
Penyu sisik atau dikenal sebagai hawksbill
turtle karena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak
besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang
tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu
sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapaksnya bervariasi kuning, hitam dan
coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik
prefrontal. Sisiknya (disebut bekko
dalam bahasa Jepang) banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri
kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata
dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu sisik selalu
memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur. Paruh penyu
sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada
di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan
cumi-cumi (Wikipedia, 2007).
Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu sisik adalah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Sauropsida
Ordo : Testudines
Sub
Ordo : Cryptodira
Superfamily : Cheloniidea
Family : Cheloniidae
Spesies : Eretmochelys
imbricata
Nama
lokal : Penyu sisik
Pulau Pramuka adalah salah satu gugusan Kepulauan Seribu
yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten administrasi Kepulauan Seribu. Di
dalam Pulau Pramuka sendiri terdapat sebuah penangkaran Penyu Sisik yang di
kepalai oleh Bapak Salim. Penyu-penyu ini dikembangbiakan dan di rawat dalam
satu area ini.Seiring dengan bertambahnya
jumlah manusia, penyu mengalami berbagai kesulitan baru. Manusia yang
seringkali merusak habitat penyu bertelur. Manusia juga memburu telur-telurnya
sehingga hampir tidak menyisakan kelestariannya. Belum puas dengan telurnya,
manusia memburu penyu-penyu dewasa, apalagi kalau bukan untuk dikonsumsi atau
dijadikan survenir menarik yang dipajang di dinding rumah. Belum lagi polusi
yang disebabkan oleh manusia.
Limbah
cair berupa tumpahan minyak dari pengeboran minyak di lepas pantai ataupun
minyak buangan kapal-kapal besar juga limbah padat seperti plastik yang masuk
dalam perairan dan habitat penyu. Penyu seringkali mati karena
penyebab-penyebab diatas.Beberapa upaya dilakukan untuk melestarikan penyu ini.
Salah satunya adalah penangkaran penyu sisik di Pulau Pramuka.
Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan pelestarian dan pemeliharaan Penyu Sisik di Pulau
Pramuka.
B.
Metodologi Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan seorang narasumber,
yaitu Bapak Salim salah atu pegawai yang bertanggung jawab di penangkaran penyu
ini.
a.
Lokasi dan
Waktu Penelitian
Lokasi
penelitian di Penangkaran Penyu Sisik Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu,
pada hari Jum’at 11 November 2011.
b.
Alat dan Bahan
1) Alat tulis
2) Kamera digital
3) Lembar pertanyaan
c. Prosedur Kerja
1) Membuat daftar pertanyaan untuk narasumber
2) Melakukan wawancara dengan petugas di penangkaran penyu sisik
3) Mengambil gambar dan data yang diperlukan
4) Menggambar tata letak bangunan tempat penangkaran penyu sisik
5) Membuat laporan ringkas di lapangan
C. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber, informasi yang kami peroleh diantaranya :
Ø Sejarah ringkas pusat
pelestarian penyu di Pulau Pramuka :
Penangkaran penyu dirintis sejak tahun 1984. Semula
dilakukan di Pulau Semak Daun dan sekarang dilanjutkan di Pulau Pramuka. Penyu-penyu ini dikembangbiakan dan di rawat dalam satu
area ini. Apabila penyu-penyu ini sudah cukup umurnya, maka mereka akan
dilepaskan di tepi pantai.
Ø Jenis penyu yang
dilestarikan :
Di lokasi ini dipelihara satu jenis penyu laut, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
Ø Sumber telur penyu :
Telur-telur penyu yang ada di penangkaran ini diperoleh dari penyu-penyu
yang menetas di sekitar Pulau Pramuka.
Ø Cara Pemeliharaan dan
Perawatan :
1. Telur-telur yang didapat diambil untuk ditetaskan
dimedia pasir,tempatnya dibuat sebagaimana habitat aslinya
2. Telur-telur yang menetas (± 55 hari), kemudian dibesarkan
dalam bak-bak penangkaran. Dalam hal ini, penyu kecil (tukik) belum dilepas ke
dalam air sebelumnya tali pusarnya copot dan tukik dapat bertahan tanpa air
kira-kira 10-12 jam.
3. Tukik dipelihara dan dirawat dalam bak-bak besar,dengan diberikan pakan
berupa daging dan ikan
4. Setelah dipelihara dan dirawat dengan baik, penyu-penyu
ini nantinya akan dilepaskan kembali ke laut lepas setelah dianggap bisa
menghindar dari predator.
Ø Kondisi lokasi
pelestarian penyu sisik :
Sekilas tempat penangkaran ini tidak terlalu luas.
Di dalam bagunan kayu dengan jendela dengan kawat ada 12 bak biru berukuran
sekitar 2×1 meter tempat penyu-penyu sisik di letakkan. Antara penyu yang masih
kecil dengan usia sekitar 3 bulan dipisahkan dengan penyu yang sudah agak
besar. Di sisi kanan terdapat beberapa botol berisi cairan bening dengan
isinya tukik-tukik yang sudah mati. Disamping bangunan itu ada tempat penetasan
telur penyu. Masih dibangunan ini ada kolam tempat penyu-penyu cacat dipisahkan
dari yang sehat. Dibagian luar bangunan ada tempat
pembibitan mangrove yang nantinya jika sudah siap akan ditanam di pantai bagian
belakang pulau pramuka yang lokasinya hanya beberapa meter dari lokasi tempat
pemeliharaan penyu ini.
Ø Pelepasan Tukik :
Penyu-penyu ini nantinya akan dilepaskan
kembali ke laut lepas setelah dianggap sehat, umurnya sudah cukup , dan sudah
bisa menghindar dari predator.
Penangkaran penyu dirintis sejak tahun 1984. Semula
dilakukan di Pulau Semak Daun dan sekarang dilanjutkan di Pulau Pramuka. Sekilas tempat penangkaran ini tidak terlalu luas. Ada
dua bangunan induk. Bangunan pertama adalah tempat pembesaran penyu sedang
tempat kedua adalah rumah pengelola penangkaran. Menurut narasumber telur-telur
penyu ini di peroleh di sekitar wilayah pantai Pulau Pramuka, beliau tidak
ingin memberitahukan lokasi yang sebenarnya asal dari telur-telur penyu
tersebut, karena dikhawatirkan banyak orang yang akan memburunya.
Telur-telur yang ditemukan diambil untuk ditetaskan di
media pasir yang dipagari sehingga terhindar dari predator. Tempatnya dibuat
sebagaimana habitat aslinya. Telur-telur yang menetas kemudian dibesarkan dalam
bak-bak penangkaran. Penyu-penyu ini nantinya akan dilepaskan kembali ke laut
lepas setelah dianggap bisa menghindar dari predator. Berdasarkan teori satu
dari seribu, penyu-penyu yang cukup umur akan terhindar dari kematian ataupun
dimangsa predator. Ini artinya upaya penangkaran tersebut
meningkatkan populasi penyu di lautan lepas.
Kebanyakan
penyu yang berada di penangkaran adalah penyu sakit dan cacat yang dianggap
belum mampu bertahan hidup jika dilepas ke laut. Di penangkaran tersebut,
penyu-penyu yang sakit akan diobati sampai dinyatakan pulih sehingga bisa
dilepas di laut. Di sana pula para tukik-anak-anak penyu-dipelihara dalam rearing area. Penyu
Sisik bersifat omnivora, disamping memakan alga laut (sea weed) seperti
Cymodaceae sp. dan Posidonia sp. juga binatang- binatang kecil yang hidup di
terumbu karang seperti jenis moluska dan udang di perairan dangkal. Salah satu jenis pakan yang diberikan di tempat
pelestarian Penyu Sisik adalah ikan ekor kuning.
Penangkaran
ini penting untuk menjaga keseimbangan habitat penyu sisik di Kepulauan Seribu.
Walaupun jarang ditemukan nelayan yang memperjualbelikan penyu sisik dan
telurnya, namun habitat penyu ini sudah terganggu dengan keberadaan pulau-pulau
yang menjadi tempat wisata.Penyu itu memiliki sifat kembali ke tempat ia
bertelur atau ditetaskan, ke mana pun jauhnya ia pergi. Beberapa kali pernah
ditemukan penyu yang kembali ke satu pulau untuk bertelur, tetapi kemudian
penyu itu tidak bisa naik ke atas pasir pantai karena pantainya sudah ditembok.
Kemungkinan ia terpaksa mencari tempat baru untuk bertelur.Selain penyu sisik,
Pak Salim juga aktif dalam pelestarian mangrove di seputaran pesisir pantai
Kepulauan Seribu, mangrove atau pohon bakau itu penting untuk pulau. Selain menahan abrasi dari ombak, kayunya juga bisa
dijadikan kayu bakar.
D.
KESIMPULAN
Kegiatan yang dilakukan pada pelestarian penyu sisik ini
meliputi pembinaan habitat pulau tempat penyu bertelur, menunggu dan mengambil
telur penyu untuk penyelamatan dari hama dan penetasan semi alamiah, pembesaran
anakan penyu untuk pelepasan di alam, dan pembinaan masyarakat dalam konservasi
penyu sebagai satwa langka
Telur-telur
yang ditemukan diambil untuk ditetaskan dimedia pasir yang dipagari sehingga
terhindar dari predator. Tempatnya dibuat sebagaimana habitat aslinya.
Telur-telur yang menetas kemudian dibesarkan dalam bak-bak penangkaran.
Penyu-penyu ini nantinya akan dilepaskan kembali ke laut lepas setelah dianggap
bisa menghindar dari predator.
Manfaat
dari kegiatan pelestarian penyu sisik ini yaitu, telur penyu terselamatkan dari
ancaman hama (predator dan manusia), dapat ditetaskan dan dibesarkan sampai
pelepasannya ke habitat alaminya. Habitat
pulau tempat bertelur penyu terpelihara dengan baik, penyu dapat leluasa
bertelur.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyu
Tweet
terimakasih atas informasi nya saya sudah mengirim kan pesan ke fb mu tolong di baca yahh terimakasih
BalasHapustidak semua penyu yang ada di penangkaran itu penyu yang cacat dan sakit lho, coba cek lagi kesana ya. terima kasih infonya.
BalasHapusAgen Judi Online
BalasHapusAgen Judi
Agen Judi Terpercaya
Agen Bola
Bandar Judi
Bandar Bola
Agen SBOBET
Agen Casino
Agen Poker
Agen IBCBET
Agen Asia77
Agen Bola Tangkas
Prediksi Skor
Prediksi Pertandingan LYON VS STADE DE REIMS 3 Oktober 2015
Prediksi Skor RUBIN KAZAN VS BORDEAUX 2 Oktober 2015