2.19.2012

Observasi Penangkaran Penyu Sisik di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu


Observasi Penangkaran Penyu Sisik di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu [1]
Ikhsan2 , Hani2 , Ika.D2 , Irma2 , Isnaini2 , Jajuli2 , Karina2 ,dan Lia[2]


Abstrak
Di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu terdapat suatu tempat yang dipakai untuk kegiatan pelestarian penyu. Di lokasi ini dipelihara satu jenis penyu laut, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Untuk mengetahui tentang kegiatan pelestarian penyu sisik ini, kami melakukan wawancara dengan Bapak Salim yang bekerja di Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Kata Kunci : Penyu sisik, Penangkaran, Pulau Pramuka

A.   PENDAHULUAN
Penyu sisik atau dikenal sebagai hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapaksnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut bekko dalam bahasa Jepang) banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur. Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan cumi-cumi (Wikipedia, 2007).

Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu sisik adalah:

Kingdom          : Animalia
Phylum            : Chordata
Class               : Sauropsida
Ordo                : Testudines
Sub Ordo        : Cryptodira
Superfamily    : Cheloniidea
Family             : Cheloniidae
Spesies           : Eretmochelys imbricata
Nama lokal      : Penyu sisik


Pulau Pramuka adalah salah satu gugusan Kepulauan Seribu yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten administrasi Kepulauan Seribu. Di dalam Pulau Pramuka sendiri terdapat sebuah penangkaran Penyu Sisik yang di kepalai oleh Bapak Salim. Penyu-penyu ini dikembangbiakan dan di rawat dalam satu area ini.Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, penyu mengalami berbagai kesulitan baru. Manusia yang seringkali merusak habitat penyu bertelur. Manusia juga memburu telur-telurnya sehingga hampir tidak menyisakan kelestariannya. Belum puas dengan telurnya, manusia memburu penyu-penyu dewasa, apalagi kalau bukan untuk dikonsumsi atau dijadikan survenir menarik yang dipajang di dinding rumah. Belum lagi polusi yang disebabkan oleh manusia.
Limbah cair berupa tumpahan minyak dari pengeboran minyak di lepas pantai ataupun minyak buangan kapal-kapal besar juga limbah padat seperti plastik yang masuk dalam perairan dan habitat penyu. Penyu seringkali mati karena penyebab-penyebab diatas.Beberapa upaya dilakukan untuk melestarikan penyu ini. Salah satunya adalah penangkaran penyu sisik di Pulau Pramuka.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan pelestarian   dan pemeliharaan Penyu Sisik di Pulau Pramuka.

B. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan seorang narasumber, yaitu Bapak Salim salah atu pegawai yang bertanggung jawab di penangkaran penyu ini.

a.    Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di Penangkaran Penyu Sisik Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, pada hari Jum’at 11 November 2011.

b.    Alat dan Bahan
1)    Alat tulis
2)    Kamera digital
3)    Lembar pertanyaan

c.  Prosedur Kerja
1)    Membuat daftar pertanyaan untuk narasumber
2)    Melakukan wawancara dengan petugas di penangkaran penyu sisik
3)    Mengambil gambar dan data yang diperlukan
4)    Menggambar tata letak bangunan tempat penangkaran penyu sisik
5)    Membuat laporan ringkas di lapangan

C.  Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, informasi yang kami peroleh diantaranya :
Ø  Sejarah ringkas pusat pelestarian penyu di Pulau Pramuka :
Penangkaran penyu dirintis sejak tahun 1984. Semula dilakukan di Pulau Semak Daun dan sekarang dilanjutkan di Pulau Pramuka. Penyu-penyu ini dikembangbiakan dan di rawat dalam satu area ini. Apabila penyu-penyu ini sudah cukup umurnya, maka mereka akan dilepaskan di tepi pantai.
Ø  Jenis penyu yang dilestarikan :
Di lokasi ini dipelihara satu jenis penyu laut, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
Ø  Sumber telur penyu :
Telur-telur penyu yang ada di penangkaran ini diperoleh dari penyu-penyu yang menetas di sekitar Pulau Pramuka.



Ø  Cara Pemeliharaan dan Perawatan   :
1.    Telur-telur yang didapat diambil untuk ditetaskan dimedia pasir,tempatnya dibuat sebagaimana habitat aslinya
2.    Telur-telur yang menetas (± 55 hari), kemudian dibesarkan dalam bak-bak penangkaran. Dalam hal ini, penyu kecil (tukik) belum dilepas ke dalam air sebelumnya tali pusarnya copot dan tukik dapat bertahan tanpa air kira-kira 10-12 jam.
3.    Tukik dipelihara dan dirawat dalam bak-bak besar,dengan diberikan pakan berupa daging dan ikan
4.    Setelah dipelihara dan dirawat dengan baik, penyu-penyu ini nantinya akan dilepaskan kembali ke laut lepas setelah dianggap bisa menghindar dari predator.
Ø  Kondisi lokasi pelestarian penyu sisik :
Sekilas tempat penangkaran ini tidak terlalu luas. Di dalam bagunan kayu dengan jendela dengan kawat ada 12 bak biru berukuran sekitar 2×1 meter tempat penyu-penyu sisik di letakkan. Antara penyu yang masih kecil dengan usia sekitar 3 bulan dipisahkan dengan penyu yang sudah agak  besar. Di sisi kanan terdapat beberapa botol berisi cairan bening dengan isinya tukik-tukik yang sudah mati. Disamping bangunan itu ada tempat penetasan telur penyu. Masih dibangunan ini ada kolam tempat penyu-penyu cacat dipisahkan dari yang sehat. Dibagian luar bangunan ada tempat pembibitan mangrove yang nantinya jika sudah siap akan ditanam di pantai bagian belakang pulau pramuka yang lokasinya hanya beberapa meter dari lokasi tempat pemeliharaan penyu ini.
Ø  Pelepasan Tukik :
Penyu-penyu ini nantinya akan dilepaskan kembali ke laut lepas setelah dianggap sehat, umurnya sudah cukup , dan sudah bisa menghindar dari predator.



Penangkaran penyu dirintis sejak tahun 1984. Semula dilakukan di Pulau Semak Daun dan sekarang dilanjutkan di Pulau Pramuka. Sekilas tempat penangkaran ini tidak terlalu luas. Ada dua bangunan induk. Bangunan pertama adalah tempat pembesaran penyu sedang tempat kedua adalah rumah pengelola penangkaran. Menurut narasumber telur-telur penyu ini di peroleh di sekitar wilayah pantai Pulau Pramuka, beliau tidak ingin memberitahukan lokasi yang sebenarnya asal dari telur-telur penyu tersebut, karena dikhawatirkan banyak orang yang akan memburunya.
Telur-telur yang ditemukan diambil untuk ditetaskan di media pasir yang dipagari sehingga terhindar dari predator. Tempatnya dibuat sebagaimana habitat aslinya. Telur-telur yang menetas kemudian dibesarkan dalam bak-bak penangkaran. Penyu-penyu ini nantinya akan dilepaskan kembali ke laut lepas setelah dianggap bisa menghindar dari predator. Berdasarkan teori satu dari seribu, penyu-penyu yang cukup umur akan terhindar dari kematian ataupun dimangsa predator. Ini artinya upaya penangkaran tersebut meningkatkan populasi penyu di lautan lepas.
Kebanyakan penyu yang berada di penangkaran adalah penyu sakit dan cacat yang dianggap belum mampu bertahan hidup jika dilepas ke laut. Di penangkaran tersebut, penyu-penyu yang sakit akan diobati sampai dinyatakan pulih sehingga bisa dilepas di laut. Di sana pula para tukik-anak-anak penyu-dipelihara dalam rearing area. Penyu Sisik bersifat omnivora, disamping memakan alga laut (sea weed) seperti Cymodaceae sp. dan Posidonia sp. juga binatang- binatang kecil yang hidup di terumbu karang seperti jenis moluska dan udang di perairan dangkal. Salah satu jenis pakan yang diberikan di tempat pelestarian Penyu Sisik adalah ikan ekor kuning.
Penangkaran ini penting untuk menjaga keseimbangan habitat penyu sisik di Kepulauan Seribu. Walaupun jarang ditemukan nelayan yang memperjualbelikan penyu sisik dan telurnya, namun habitat penyu ini sudah terganggu dengan keberadaan pulau-pulau yang menjadi tempat wisata.Penyu itu memiliki sifat kembali ke tempat ia bertelur atau ditetaskan, ke mana pun jauhnya ia pergi. Beberapa kali pernah ditemukan penyu yang kembali ke satu pulau untuk bertelur, tetapi kemudian penyu itu tidak bisa naik ke atas pasir pantai karena pantainya sudah ditembok. Kemungkinan ia terpaksa mencari tempat baru untuk bertelur.Selain penyu sisik, Pak Salim juga aktif dalam pelestarian mangrove di seputaran pesisir pantai Kepulauan Seribu, mangrove atau pohon bakau itu penting untuk pulau. Selain menahan abrasi dari ombak, kayunya juga bisa dijadikan kayu bakar.


D.  KESIMPULAN
Kegiatan yang dilakukan pada pelestarian penyu sisik ini meliputi pembinaan habitat pulau tempat penyu bertelur, menunggu dan mengambil telur penyu untuk penyelamatan dari hama dan penetasan semi alamiah, pembesaran anakan penyu untuk pelepasan di alam, dan pembinaan masyarakat dalam konservasi penyu sebagai satwa langka
Telur-telur yang ditemukan diambil untuk ditetaskan dimedia pasir yang dipagari sehingga terhindar dari predator. Tempatnya dibuat sebagaimana habitat aslinya. Telur-telur yang menetas kemudian dibesarkan dalam bak-bak penangkaran. Penyu-penyu ini nantinya akan dilepaskan kembali ke laut lepas setelah dianggap bisa menghindar dari predator.
Manfaat dari kegiatan pelestarian penyu sisik ini yaitu, telur penyu terselamatkan dari ancaman hama (predator dan manusia), dapat ditetaskan dan dibesarkan sampai pelepasannya ke habitat alaminya. Habitat pulau tempat bertelur penyu terpelihara dengan baik, penyu dapat leluasa bertelur.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyu




[1] Laporan Praktikum Ekologi Dasar Pulau Pramuka, 11 November 2011

[2] Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2009 UHAMKA







3 komentar:

interest with this post???
please leave a comment ^^
감사합니다 ^^