5.29.2013

KAJIAN FUNGSI EKOLOGI JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI PENYANGGA LINGKUNGAN PADA TOL JAGORAWI

BAB I
PENDAHULUAN

            Saat ini, sistem transportasi senmakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah dengan kendaraan bermotor, kondisi demikian dapat mengakibatkan gangguan terhaap lingkungan. Gangguan terhadap lingkungan yang paling sering timbul adalah polusi.
Volume kendaraan yang sangat tinggi dengan kecepatan rata-rata yang tinggi, mengakibatkan munculnya potensi polusi dan menimbulkan ketidak-haromonisan dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pemanfaatan tanaman untuk mengatasi masalah-masalah tersebut mutlak diperlukan untuk penanggulangan masalah lingkungan pada lanskap jalan.
Sebagai lanksap binaan, jalan raya atau jalan tol harus memenuhi aspek efisiensi, keamanan, kenyamanan, serta penampilan yang menarik untuk memperlancar sirkulasi kendaraan dan mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkannya seperti polusi, kebisingan, panas, dan ketidaknyamanan.
Evaluasi terhadap fungsi jalur hijau pada lanskap jalan tol diperlukan untuk mengkaji efektifitas fungsi tanaman pada jalur hijau jalan tol. Hal ini untuk mewujudkan sebuah konsep jalan bebas hambatan yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan, penunjang kenyamanan, dan keselamatan serta keharmonisan dengan lingkungan sekitarnya.


TUJUAN STUDI
Mengevaluasi aspek fungsi tanaman dan efektifitasnya sebagai pereduksi polusi udara, peredam kebisingan, dan sebagai pembatas fisik (barrier), serta fungsi estetika pada lanskap jalan Tol Jagorawi.

METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Studi
            Studi ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan September 2005. Lokasi studi berada di jalan Tol Jagorawi yang dibagi menjadi tiga segmen pengamatan yang mewakili karakteristik lanskap jalan berdasarkan vegetasi penyusun tapak, bentuk, strukturnya, dan karakteristik topografi tapak.

B. Penentuan  Segmen-Segmen Jalan
Tol Jagorawi dibagi dalam tiga segmen pengamatan yang ditetapkan berdasarkan karakter jarak tempuh, jenis-jenis vegetasi penyusun tapak yang relatif seragam, serta mewakili karakter topografi tapak, yaitu : (1) Segmen I: Pintu Tol Jagorawi Bogor, Pintu Tol Ciawi sampai dengan Ramp Sentul; (2) Segmen II: Ramp Sentul sampai dengan Ramp Cimanggis, dan (3) Segmen III: Ramp Cimanggis sampai dengan Pintu Tol Taman Mini.
C. Metode Studi
Studi bersifat deskriptif dengan metode survei, menggunakan beberapa parameter kuantitatif.
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian:
1.      Data primer berasal dari pengamatan langsung di lapangan, inventarisasi jenis-jenis, kerapatan dan frekuensi pohon, wawancara dengan pihak pengelola/ Jasa Marga, pemotretan kondisi fisik, dan struktur elemen penyusun lanskap.
2.      Data sekunder berasal dari studi pustaka dan pengambilan data dari sumber-sumber terkait.
Aspek fungsi tanaman yang diamati:
1.      Fungsi pereduksi polusi udara
2.      Fungsi peredam kebisingan
3.      Fungsi pembatas
Pendukung kualitas lanskap : fungsi jalur hijau sebagai aspek estetika

Evaluasi Data
Data dievaluasi secara deskriptif maupun kuantitatif dengan membandingkan data yang diperoleh (primer dan sekunder) dengan standar dan dasar penilaian untuk masing-masing kriteria yang ditetapkan.
Evaluasi fungsi dan estetika pohon setiap kriteria, 4 bentuk penilaian: 1 (buruk), 2 (sedang), 3 (baik), dan 4 (sangat baik).
Persentase pembobotan untuk setiap penilaian aspek fungsi, dikelompokkan menjadi 4 kategori kualitas: buruk, sedang, baik, dan sangat baik.
Pengelompokkan persentase pembobotan aspek fungsi jalur hijau: sangat baik (bila ≥ 81% kriteria terpenuhi); baik (bila 61-80% kriteria terpenuhi); sedang (bila 41-60% kriteria terpenuhi); buruk (bila £ 40% kriteria terpenuhi).
Hasil penilaian setiap fungsi untuk setiap segmen jalan kemudian dianalisis secara kualitatif-deskriptif berdasarkan referensi-referensi dan sumber-sumber pustaka yang ada.
Perumusan Rekomendasi
Perumusan rekomendasi diarahkan pada perbaikan dalam pemilihan jenis tanaman, struktur, pola, dan konfigurasinya dalam menunjang aspek fungsional dan estetika tapak.


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

·         Kondisi Umum Tapak
Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Tol Jagorawi), melintang di sisi timur Jakarta –Bogor dari utara ke selatan sepanjang ± 40 Km. Jalan Tol Jagorawi merupakan salah satu tol dengan tingkat penggunaan sangat tinggi. Berdasarkan data tahun 2001, volume lalu lintas dalam satu tahun tercatat sebanyak 94.098.947 kendaraan yang memanfaatkan Tol Jagorawi cenderung meningkat ± 6% pertahun.
·         Aspek Fungsi Tanaman
Fungsi Pereduksi Polusi Udara
Pada segmen I kualitas tanaman menunjukkan tingkatan sedang (44,26% kriteria terpenuhi). Kualitas ini terlihat dari tanaman-tanaman yang memiliki tingkat toleransi rendah terhadap polusi udara dan serapannya terhadap polutan gas 15N juga rendah dan pola penanaman yang tidak terlalu rapat.
Pada segmen II, penilaian menunjukkan tingkatan sedang (47,54%-50,32% kriteria terpenuhi). Kombinasi beberapa tanaman, antara pohon dengan perdu atau semak mulai banyak terlihat pada beberapa titik. Selain itu, jarak tanam yang mulai rapat menghasilkan massa batang, cabang dan daun yang meningkat. Massa yang rapat ini mempengaruhi kemampuan konfigurasi tanaman tersebut dalam mereduksi polusi udara yang dihasilkan oleh lalu-lintas jalan Tol Jagorawi. Polusi yang ditiup oleh angin akan tertahan secara efektif oleh konfigurasi tanaman dengan massa batang, cabang, dan daun yang tinggi, sebelum mencapai area pemukiman.
Pada segmen III, baik sisi B dan T kualitas tanaman pada kategori sedang (49,35%-50,74% kriteria terpenuhi). Kualitas ini ditunjang dengan pemilihan jenis tanaman yang beragam dan sangat kompak, meliputi beberapa lapis tanaman dengan kombinasi tanaman di dalamnya. Serupa dengan segmen II, pada segmen III ini kualitas konfigurasi tanaman dalam mereduksi polusi udara mulai meningkat dibandingkan dengan segmen I.
Data di atas juga menunjukkan bahwa tidak ada satupun tanaman di ketiga segmen tersebut yang memiliki kualitas tinggi/ sangat baik dalam fungsinya sebagai pereduksi polusi udara.
Fungsi Peredam Kebisingan
Pada segmen I, sisi B maupun T berada pada tingkatan buruk sampai sedang, hanya 32,67%-41,67% kriteria terpenuhi. Hal ini didukung oleh tata hijau yang tidak terlalu kompak dan jenis tanaman yang ditanam bukan jenis tanaman yang efektif dalam meredam kebisingan. Selain itu, jarak tanam antar pohon yang jarang sehingga memungkinkan suara bising dapat menembus barisan kanopi tersebut. Tanaman dapat digunakan untuk mengurangi kebisingan meskipun tidak menghilangkan sama sekali, pola penanamannya adalah dengan kerapatan yang tinggi sehingga menyerupai tembok atau penghalang bangunan.
Pada segmen II penilaian berada pada tingkatan buruk, hanya 30% kriteria terpenuhi. Sama dengan segmen I, di segmen ini pohon-pohon yang mendominasi tapak tetap sama, tetapi jarak tanaman antar tanaman tidak rapat, sehingga massa yang dibentuk oleh kerapatan batang, cabang, dan daun tidak cukup tinggi. Hal ini menyebabkan kemampuan konfigurasi tanaman dalam meredam kebisingan menjadi rendah.
Pada segmen III penilaian berada pada tingkatan sedang hingga baik dengan 59,33%-69,67% kriteria terpenuhi. Penilaian ini didasarkan pada kondisi tata hijau yang sangat kompak dan padat. Jarak tanam antar pohon maupun kombinasinya dengan perdu atau semak sangat rapat. Konfigurasi ini menghasilkan tingkat massa batang, cabang, dan daun yang tinggi sehingga efektif dalam meredam kebisingan lalu-lintas jalan Tol Jagorawi.
Fungsi Pembatas
Pada segmen I, penilaian aspek fungsional pohon sebagai pembatas berada pada tingkatan sedang, yaitu 56,00%-57,33% kriteria terpenuhi. Penilaian aspek fungsional pohon sebagai pembatas pada segmen II juga berada pada tingkatan sedang, yaitu 57,69%-58,85% kriteria terpenuhi. Pada sisi T segmen II, pola penanaman mulai terlihat lebih rapat, konfigurasi antar tanaman terlihat lebih kompak. Pada segmen III, penilaian pada tingkatan baik, yaitu 62,83%-69,67% kriteria terpenuhi. Sisi T pada segmen III memperlihatkan pola penanaman yang baik, terutama pada jarak tanam yang rapat, sehingga membentuk massa batang, cabang, dan daun yang memiliki kepadatan tinggi. Terdapat banyak kombinasi yang cukup masif dan jelas antar tanaman, baik antara pohon dengan pohon, maupun pohon dengan perdu.


·         Aspek Estetika Tanaman
Pada segmen I kualitas tanaman menunjukkan tingkatan sedang (56,00%-58,17% kriteria terpenuhi), pada sisi B maupun T. Kualitas ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pengaturan tanaman seperti kesatuan tema dan komposisi, dan konfigurasi yang terbentuk oleh struktur tanaman yang ditanam.
Pada segmen I kualitas tanaman menunjukkan tingkatan sedang (56,00%-58,17% kriteria terpenuhi), pada sisi B maupun T. Kualitas ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pengaturan tanaman seperti kesatuan tema dan komposisi, dan konfigurasi yang terbentuk oleh struktur tanaman yang ditanam.
Pada segmen II kualitas tanaman sebagai elemen estetika lanskap jalan Tol Jagorawi berada pada tingkatan sedang, yaitu 57,50%-58,46% kriteria terpenuhi. Pada segmen II ini, terutama aspek pengaturan tanaman, sedikit lebih baik dari segmen I.
Pada segmen III, kualitas tanaman berada pada tingkatan sedang, yaitu 59,42% kriteria terpenuhi. Segmen III ini memiliki keragaman vegetasi penyusun lanskap yang sangat tinggi dengan berbagai tanaman penghijauan.
Meskipun demikian, sebagai sebuah lanskap binaan, seharusnya faktor pengaturan tanaman menjadi bahan pertimbangan utama bagi pihak pengelola, karena bentuk pengelolaan yang tidak baik akan mengakibatkan suatu kesan ruang lanskap yang tidak tertata, kotor, dan kumuh.

·         Perumusan Rekomendasi
Karakteristik struktur tanaman yang dapat digunakan antara lain memiliki bentuk fisik yang tinggi, bertajuk lebar, dan massa daun yang rapat. Selain itu, memiliki karakteristik daun bertekstur kasar, berdaun jarum, dan/atau memiliki trikoma. Jenis tanaman tersebut antara lain Cemara angin (Casuarina equisetifolia), Pinus (Pinus merkusii), Bunga Kupu-kupu (Bavhinia purpurea), Asam kranji (Diallum indum), Kihujan (Somanea saman). Struktur tanaman ini harus ditunjang dengan konfigurasi tanaman yang padat pula.
Hal dapat dilakukan dengan pola dan jarak penanaman yang rapat dan terdiri atas beberapa lapis tanaman. Penggunaan tanaman jenis perdu/ semak tinggi merupakan alternatif yang tepat sebagai perpaduan dengan pohon sebagai vegetasi utama. Konsep perencanaan konfigurasi jalur hijau jalan Tol Jagorawi yang memadukan unsur-unsur di atas dapat dilihat pada gambar 3.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Kuantitas dan kualitas tanaman pada tapak dari aspek fungsi dan estetika, belum memenuhi kriteria sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan kaidah-kaidah ilmu arsitektur lanskap.
2.      Berdasarkan aspek fungsional tanaman pada jalur hijau jalan Tol Jagorawi, kualitas fungsi tanaman sebagai pereduksi polusi udara di seluruh segmen pada kategori sedang. Kualitas fungsi tanaman sebagai peredam kebisingan di segmen I dan II pada kategori buruk sampai sedang. Sedangkan segmen III, kualitas tanaman pada kategori sedang sampai baik. Aspek fungsional tanaman sebagai pembatas fisik ruang menunjukkan kategori sedang (segmen I dan II) sampai baik (segmen III).
3.      Berdasarkan aspek estetika, baik pemilihan jenis tanaman dan penataan tanaman belum mampu menghadirkan keindahan secara visual kepada pengguna jalan tol. Perencanaan jalur hijau sebaiknya lebih memfokuskan pada pemilihan jenis berdasarkan karakteristik tanaman (struktur dan fungsi) serta desain konfigurasinya pada lanskap jalan Tol Jagorawi untuk menunjang keefektifan fungsi ekologi tanaman sebagai penyangga lingkungan sekitarnya.


B.     Saran
1.      Peningkatan pada kuantitas dan kualitas tanaman agar manfaat yang didapatkan dari proyek tersebut dapat dirasakan secara maksimal.
2.      Adanya dukungan dari semua pihak terkait akan membuat lancarnya suatu proyek yang dapat memperbaiki jalur hijau tol jagorawi.
3.      Proyek jalur hijau tol jagorawi merupakan sebuah inovasi yang sangat baik, karena mampu mengurangi polusi udara, tetapi alangkah baiknya jika penataan dan pemilihan jenis tanaman juga diperhatikan, karena itu akan menghadirkan keindahan dan kenyamanan bagi pengguna jalan tol yang melewatinya.


Sumber:

Hidayat, I.W. 2010. Kajian Fungsi Ekologi Jalur Hijau Jalan Sebagai Penyangga Lingkungan pada Tol Jagorawi. Jurnal Manusia dan Lingkungan: 17 (2).


http://metro.news.viva.co.id/news/read/239275-udara-bersih-jakarta-hanya-27-hari-setahun

0 comments:

Posting Komentar

interest with this post???
please leave a comment ^^
감사합니다 ^^