BAB I
PENDAHULUAN
Saat
ini, sistem transportasi senmakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
dengan kendaraan bermotor, kondisi demikian dapat mengakibatkan gangguan
terhaap lingkungan. Gangguan terhadap lingkungan yang paling sering timbul adalah
polusi.
Volume kendaraan yang sangat tinggi dengan kecepatan
rata-rata yang tinggi, mengakibatkan munculnya potensi polusi dan menimbulkan
ketidak-haromonisan dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pemanfaatan
tanaman untuk mengatasi masalah-masalah tersebut mutlak diperlukan untuk
penanggulangan masalah lingkungan pada lanskap jalan.
Sebagai lanksap binaan, jalan raya atau jalan tol
harus memenuhi aspek efisiensi, keamanan, kenyamanan, serta penampilan yang
menarik untuk memperlancar sirkulasi kendaraan dan mengantisipasi dampak-dampak
yang ditimbulkannya seperti polusi, kebisingan, panas, dan ketidaknyamanan.
Evaluasi terhadap fungsi jalur hijau pada lanskap
jalan tol diperlukan untuk mengkaji efektifitas fungsi tanaman pada jalur hijau
jalan tol. Hal ini untuk mewujudkan sebuah konsep jalan bebas hambatan yang
berfungsi sebagai penyangga lingkungan, penunjang kenyamanan, dan keselamatan
serta keharmonisan dengan lingkungan sekitarnya.
TUJUAN
STUDI
Mengevaluasi
aspek fungsi tanaman dan efektifitasnya sebagai pereduksi polusi udara, peredam
kebisingan, dan sebagai pembatas fisik (barrier), serta fungsi estetika pada
lanskap jalan Tol Jagorawi.
METODOLOGI
A. Waktu
dan Tempat Studi
Studi
ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan September 2005. Lokasi
studi berada di jalan Tol Jagorawi yang dibagi menjadi tiga segmen pengamatan
yang mewakili karakteristik lanskap jalan berdasarkan vegetasi penyusun tapak,
bentuk, strukturnya, dan karakteristik topografi tapak.
B. Penentuan
Segmen-Segmen Jalan
Tol
Jagorawi dibagi dalam tiga segmen pengamatan yang ditetapkan berdasarkan
karakter jarak tempuh, jenis-jenis vegetasi penyusun tapak yang relatif
seragam, serta mewakili karakter topografi tapak, yaitu : (1) Segmen I: Pintu
Tol Jagorawi Bogor, Pintu Tol Ciawi sampai dengan Ramp Sentul; (2) Segmen II:
Ramp Sentul sampai dengan Ramp Cimanggis, dan (3) Segmen III: Ramp Cimanggis
sampai dengan Pintu Tol Taman Mini.
C.
Metode Studi
Studi
bersifat deskriptif dengan metode survei, menggunakan beberapa parameter
kuantitatif.
Pengumpulan
Data
Data
yang digunakan dalam penelitian:
1.
Data primer berasal dari pengamatan langsung di lapangan,
inventarisasi jenis-jenis, kerapatan dan frekuensi pohon, wawancara dengan
pihak pengelola/ Jasa Marga, pemotretan kondisi fisik, dan struktur elemen
penyusun lanskap.
2.
Data sekunder berasal dari studi pustaka dan pengambilan data dari
sumber-sumber terkait.
Aspek
fungsi tanaman yang diamati:
1.
Fungsi pereduksi polusi udara
2.
Fungsi peredam kebisingan
3.
Fungsi pembatas
Pendukung
kualitas lanskap : fungsi jalur hijau sebagai aspek estetika
Evaluasi Data
Data dievaluasi secara deskriptif maupun kuantitatif
dengan membandingkan data yang diperoleh (primer dan sekunder) dengan standar
dan dasar penilaian untuk masing-masing kriteria yang ditetapkan.
Evaluasi fungsi dan estetika pohon setiap kriteria,
4 bentuk penilaian: 1 (buruk), 2 (sedang), 3 (baik), dan 4 (sangat baik).
Persentase pembobotan untuk setiap penilaian aspek
fungsi, dikelompokkan menjadi 4 kategori kualitas: buruk, sedang, baik, dan
sangat baik.
Pengelompokkan persentase pembobotan aspek fungsi
jalur hijau: sangat baik (bila ≥ 81% kriteria terpenuhi); baik (bila 61-80%
kriteria terpenuhi); sedang (bila 41-60% kriteria terpenuhi); buruk (bila £ 40% kriteria terpenuhi).
Hasil penilaian setiap fungsi untuk setiap segmen
jalan kemudian dianalisis secara kualitatif-deskriptif berdasarkan
referensi-referensi dan sumber-sumber pustaka yang ada.
Perumusan Rekomendasi
Perumusan rekomendasi diarahkan pada perbaikan dalam
pemilihan jenis tanaman, struktur, pola, dan konfigurasinya dalam menunjang
aspek fungsional dan estetika tapak.
BAB
II
HASIL
DAN PEMBAHASAN
·
Kondisi
Umum Tapak
Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Tol Jagorawi), melintang di sisi timur
Jakarta –Bogor dari utara ke selatan sepanjang ± 40 Km. Jalan Tol Jagorawi
merupakan salah satu tol dengan tingkat penggunaan sangat tinggi. Berdasarkan
data tahun 2001, volume lalu lintas dalam satu tahun tercatat sebanyak
94.098.947 kendaraan yang memanfaatkan Tol Jagorawi cenderung meningkat ± 6%
pertahun.
·
Aspek
Fungsi Tanaman
Fungsi Pereduksi Polusi Udara
Pada segmen I kualitas tanaman menunjukkan tingkatan
sedang (44,26% kriteria terpenuhi). Kualitas ini terlihat dari tanaman-tanaman
yang memiliki tingkat toleransi rendah terhadap polusi udara dan serapannya
terhadap polutan gas 15N juga rendah dan pola penanaman yang tidak
terlalu rapat.
Pada segmen II, penilaian menunjukkan tingkatan
sedang (47,54%-50,32% kriteria terpenuhi). Kombinasi beberapa tanaman, antara
pohon dengan perdu atau semak mulai banyak terlihat pada beberapa titik. Selain
itu, jarak tanam yang mulai rapat menghasilkan massa batang, cabang dan daun
yang meningkat. Massa yang rapat ini mempengaruhi kemampuan konfigurasi tanaman
tersebut dalam mereduksi polusi udara yang dihasilkan oleh lalu-lintas jalan
Tol Jagorawi. Polusi yang ditiup oleh angin akan tertahan secara efektif oleh
konfigurasi tanaman dengan massa batang, cabang, dan daun yang tinggi, sebelum
mencapai area pemukiman.
Pada segmen III, baik sisi B dan T kualitas tanaman pada
kategori sedang (49,35%-50,74% kriteria terpenuhi). Kualitas ini ditunjang
dengan pemilihan jenis tanaman yang beragam dan sangat kompak, meliputi
beberapa lapis tanaman dengan kombinasi tanaman di dalamnya. Serupa dengan
segmen II, pada segmen III ini kualitas konfigurasi tanaman dalam mereduksi
polusi udara mulai meningkat dibandingkan dengan segmen I.
Data di atas juga menunjukkan bahwa tidak ada
satupun tanaman di ketiga segmen tersebut yang memiliki kualitas tinggi/ sangat
baik dalam fungsinya sebagai pereduksi polusi udara.
Fungsi Peredam Kebisingan
Pada segmen I, sisi B maupun T berada pada tingkatan
buruk sampai sedang, hanya 32,67%-41,67% kriteria terpenuhi. Hal ini didukung
oleh tata hijau yang tidak terlalu kompak dan jenis tanaman yang ditanam bukan
jenis tanaman yang efektif dalam meredam kebisingan. Selain itu, jarak tanam
antar pohon yang jarang sehingga memungkinkan suara bising dapat menembus
barisan kanopi tersebut. Tanaman dapat digunakan untuk mengurangi kebisingan
meskipun tidak menghilangkan sama sekali, pola penanamannya adalah dengan
kerapatan yang tinggi sehingga menyerupai tembok atau penghalang bangunan.
Pada segmen II penilaian berada pada tingkatan
buruk, hanya 30% kriteria terpenuhi. Sama dengan segmen I, di segmen ini
pohon-pohon yang mendominasi tapak tetap sama, tetapi jarak tanaman antar
tanaman tidak rapat, sehingga massa yang dibentuk oleh kerapatan batang,
cabang, dan daun tidak cukup tinggi. Hal ini menyebabkan kemampuan konfigurasi
tanaman dalam meredam kebisingan menjadi rendah.
Pada segmen III penilaian berada pada tingkatan
sedang hingga baik dengan 59,33%-69,67% kriteria terpenuhi. Penilaian ini
didasarkan pada kondisi tata hijau yang sangat kompak dan padat. Jarak tanam
antar pohon maupun kombinasinya dengan perdu atau semak sangat rapat.
Konfigurasi ini menghasilkan tingkat massa batang, cabang, dan daun yang tinggi
sehingga efektif dalam meredam kebisingan lalu-lintas jalan Tol Jagorawi.
Fungsi Pembatas
Pada segmen I, penilaian aspek fungsional pohon
sebagai pembatas berada pada tingkatan sedang, yaitu 56,00%-57,33% kriteria
terpenuhi. Penilaian aspek fungsional pohon sebagai pembatas pada segmen II
juga berada pada tingkatan sedang, yaitu 57,69%-58,85% kriteria terpenuhi. Pada
sisi T segmen II, pola penanaman mulai terlihat lebih rapat, konfigurasi antar
tanaman terlihat lebih kompak. Pada segmen III, penilaian pada tingkatan baik,
yaitu 62,83%-69,67% kriteria terpenuhi. Sisi T pada segmen III memperlihatkan
pola penanaman yang baik, terutama pada jarak tanam yang rapat, sehingga
membentuk massa batang, cabang, dan daun yang memiliki kepadatan tinggi.
Terdapat banyak kombinasi yang cukup masif dan jelas antar tanaman, baik antara
pohon dengan pohon, maupun pohon dengan perdu.
·
Aspek
Estetika Tanaman
Pada segmen I kualitas tanaman menunjukkan tingkatan
sedang (56,00%-58,17% kriteria terpenuhi), pada sisi B maupun T. Kualitas ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor pengaturan tanaman seperti kesatuan tema dan komposisi,
dan konfigurasi yang terbentuk oleh struktur tanaman yang ditanam.
Pada segmen I kualitas tanaman menunjukkan tingkatan
sedang (56,00%-58,17% kriteria terpenuhi), pada sisi B maupun T. Kualitas ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor pengaturan tanaman seperti kesatuan tema dan
komposisi, dan konfigurasi yang terbentuk oleh struktur tanaman yang ditanam.
Pada segmen II kualitas tanaman sebagai elemen
estetika lanskap jalan Tol Jagorawi berada pada tingkatan sedang, yaitu
57,50%-58,46% kriteria terpenuhi. Pada segmen II ini, terutama aspek pengaturan
tanaman, sedikit lebih baik dari segmen I.
Pada segmen III, kualitas tanaman berada pada
tingkatan sedang, yaitu 59,42% kriteria terpenuhi. Segmen III ini memiliki
keragaman vegetasi penyusun lanskap yang sangat tinggi dengan berbagai tanaman
penghijauan.
Meskipun demikian, sebagai sebuah lanskap binaan,
seharusnya faktor pengaturan tanaman menjadi bahan pertimbangan utama bagi
pihak pengelola, karena bentuk pengelolaan yang tidak baik akan mengakibatkan
suatu kesan ruang lanskap yang tidak tertata, kotor, dan kumuh.
·
Perumusan
Rekomendasi
Karakteristik
struktur tanaman yang dapat digunakan antara lain memiliki bentuk fisik yang
tinggi, bertajuk lebar, dan massa daun yang rapat. Selain itu, memiliki karakteristik
daun bertekstur kasar, berdaun jarum, dan/atau memiliki trikoma. Jenis tanaman
tersebut antara lain Cemara angin (Casuarina equisetifolia), Pinus (Pinus
merkusii), Bunga Kupu-kupu (Bavhinia purpurea), Asam kranji (Diallum indum),
Kihujan (Somanea saman). Struktur tanaman ini harus ditunjang dengan
konfigurasi tanaman yang padat pula.
Hal
dapat dilakukan dengan pola dan jarak penanaman yang rapat dan terdiri atas
beberapa lapis tanaman. Penggunaan tanaman jenis perdu/ semak tinggi merupakan
alternatif yang tepat sebagai perpaduan dengan pohon sebagai vegetasi utama.
Konsep perencanaan konfigurasi jalur hijau jalan Tol Jagorawi yang memadukan
unsur-unsur di atas dapat dilihat pada gambar 3.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kuantitas dan kualitas tanaman pada tapak dari aspek fungsi dan
estetika, belum memenuhi kriteria sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan
kaidah-kaidah ilmu arsitektur lanskap.
2.
Berdasarkan aspek fungsional tanaman pada jalur hijau jalan Tol
Jagorawi, kualitas fungsi tanaman sebagai pereduksi polusi udara di seluruh
segmen pada kategori sedang. Kualitas fungsi tanaman sebagai peredam kebisingan
di segmen I dan II pada kategori buruk sampai sedang. Sedangkan segmen III,
kualitas tanaman pada kategori sedang sampai baik. Aspek fungsional tanaman
sebagai pembatas fisik ruang menunjukkan kategori sedang (segmen I dan II)
sampai baik (segmen III).
3.
Berdasarkan aspek estetika, baik pemilihan jenis tanaman dan
penataan tanaman belum mampu menghadirkan keindahan secara visual kepada
pengguna jalan tol. Perencanaan jalur hijau sebaiknya lebih memfokuskan pada
pemilihan jenis berdasarkan karakteristik tanaman (struktur dan fungsi) serta
desain konfigurasinya pada lanskap jalan Tol Jagorawi untuk menunjang
keefektifan fungsi ekologi tanaman sebagai penyangga lingkungan sekitarnya.
B. Saran
1. Peningkatan pada kuantitas dan kualitas
tanaman agar manfaat yang didapatkan dari proyek tersebut dapat dirasakan
secara maksimal.
2. Adanya dukungan dari semua pihak terkait
akan membuat lancarnya suatu proyek yang dapat memperbaiki jalur hijau tol
jagorawi.
3. Proyek jalur hijau tol jagorawi merupakan
sebuah inovasi yang sangat baik, karena mampu mengurangi polusi udara, tetapi
alangkah baiknya jika penataan dan pemilihan jenis tanaman juga diperhatikan,
karena itu akan menghadirkan keindahan dan kenyamanan bagi pengguna jalan
tol yang melewatinya.
Sumber:
Hidayat, I.W. 2010.
Kajian Fungsi Ekologi Jalur Hijau Jalan Sebagai Penyangga Lingkungan pada
Tol Jagorawi. Jurnal Manusia dan Lingkungan: 17 (2).
http://metro.news.viva.co.id/news/read/239275-udara-bersih-jakarta-hanya-27-hari-setahun
0 comments:
Posting Komentar
interest with this post???
please leave a comment ^^
감사합니다 ^^