Masalah
kesehatan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia adalah timbulnya sampah.
Sampah mempunyai potensi untuk mencemarkan lingkungan, dan berpengaruh pada
terjangkitnya berbagai penyakit, sehingga pemerintah mengharapkan agar setiap warga
mampu mengelola sampah secara mandiri. Salah satu pengelolaan sampah adalah
dengan sistem pengomposan. Namun proses pengomposan memakan waktu cukup lama. Sementara,
produksi sampah organik setiap hari semakin bertambah sehingga perlu dicari
alternatif lain yaitu dengan menemukan bahan yang berfungsi sebagai aktivator
dalam pengomposan sampah organik. Aktivator atau yang biasa disebut dengan inoculant merupakan bahan berbentuk
padat dan cair media pertumbuhan dan penyedia mikroorganisme pengurai bahan
organik. Inoculant yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ragi tape dan ragi tempe. Pemilihan inoculant ini didasarkan pada keberadaan
mikroorganisme yang terdapat di dalamnya mempunyai fungsi yang sama yaitu
sebagai dekomposer sampah organik. Pada tahap akhir, dilakukan perbandingan
antara penggunaan inoculant cair ragi
tape dengan ragi tempe dalam mempercepat waktu pengomposan sehingga dapat
diketahui keefektifan atau perbedaan penggunaan inoculant cair yang diukur menurut lama waktu terbentuknya kompos
sampah organik rumah tangga.
Alat:
1.
Botol sirup 625 ml
2.
Gelas ukur 100 ml
3.
Ember volume 5 l
4.
Kertas label 6 cm × 4 cm
5.
Alat tulis
6.
Polybag
45 cm × 30 cm
7.
Tali rafia
8.
Pipa PVC ½ inchi
9.
Talenan kayu
10.
Timbangan pamor 10 kg
11.
Batang bambu 50 cm
12.
Pisau besar
13.
Penggaris mika
14.
Termometer air raksa
15.
Sarung tangan karet
16. Masker
kain
Bahan:
1.
Sampah organik rumah tangga
2.
Ragi tape
3.
Ragi tempe
4.
Gula pasir
5.
Kapur tohor
METODE
Jumlah
sampel adalah 45 rumah warga Dusun Susukan Kecamatan Gamping dan Dusun Ngabean
Kecamatan Pandak yang terbagi dalam dua kelompok perlakuan dan satu kelompok
kontrol.
Jumlah sampel sampah organik yang
diambil sebanyak 135 kg yang mewakili Dusun Ngabean dan Dusun Susukan.
Pengambilan masing-masing dusun sebanyak 67,5 kg. Sampah organik 135 kg terbagi
dalam tiga kelompok yang berjumlah 45
unit. Masing-masing kelompok terdiri dari
15 unit dan setiap unit dimasukkan sampah organik sebanyak 3 kg ke dalam polybag berukuran 45 cm × 30 cm. Penggunaan masing-masing ragi tape dan
tempe sebanyak 15 gr.
Teknik yang digunakan
untuk mengetahui terbentuknya kompos adalah melalui pengukuran dan pengamatan
terhadap parameter pengomposan. Parameternya adalah suhu, bentuk fisik, volume
kompos, bau, dan warna.
HASIL
Variabel terikat yang diamati adalah waktu terbentuknya kompos setiap
harinya. Kriteria kompos yang sudah matang adalah: bentuk fisik menjadi hancur,
berwarna coklat kehitaman, sudah tidak berbau busuk, volume menyusut menjadi
1/3 volume awal, suhu stabil mendekati suhu ruangan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan diperoleh bahwa waktu pengomposan sampah organik rumah tangga
yang dibutuhkan oleh kelompok kontrol adalah 53,80 hari. Pada kelompok perlakuan
dengan inoculant cair ragi tape
membutuhkan waktu rata-rata selama 19,93 hari, sedangkan dengan menggunakan inoculant cair ragi tempe membutuhkan
waktu rata-rata selama 23,67 hari. Penggunaan inoculant cair ragi tape lebih cepat 33,93 hari dibandingkan
kontrol, sedangkan penggunaan inoculant
cair ragi tempe lebih cepat 30,13 hari dibandingkan kontrol. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa inoculant cair ragi
tape dan inoculant cair ragi tempe
dapat mempercepat waktu pengomposan sampah organik rumah tangga dibandingkan
dengan kontrol. Dan inoculant cair ragi tape lebih efektif dalam mempercepat waktu
pengomposan sampah organik rumah tangga dibandingkan dengan penggunaan inoculant cair ragi tempe dan kontrol
yang tidak ditambah dengan inocuolant cair.
Selisih waktu pengomposan sampah organik rumah tangga pada kelompok perlakuan
dengan penggunaan inoculant cair ragi tape dan ragi tempe rata-rata selama 3,74
hari.
Penggunaan
inoculant cair ragi tape membutuhkan
waktu pengomposan lebih cepat dibandingkan penggunaan inoculant ragi tempe, karena keberadaan mikroorganisme yang
terdapat dalam ragi tape lebih banyak dibandingkan dengan mikroorganisme yang
terdapat dalam ragi tempe. Secara teori dibuktikan bahwa dalam ragi tape
terdapat khamir Saccharomyces cereviceae,
kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., Rhizopus sp., khamir Saccharomycopsis
malanga, Pichia burtonii, Candida utilis, bakteri Pediococcus sp., dan Bacillus sp. Sedangkan mikroorganisme
dalam ragi tempe adalah Rhizopus sp.
yang jenisnya adalah Rhizopus oryzae,
Rhizopus stolonifer, Rhizopus arrhizus.
Pada
saat proses dekomposisi sampah organik secara aerobik, populasi mikroorganisme
akan terus berubah. Keadaan ini dikarenakan di dalam bahan kompos akan terjadi
interaksi antar bakteri dalam bahan kompos dengan bakteri pada masing-masing
inoculant cair ragi tape dan inoculant cair ragi tempe. Selama proses
pengomposan, kapang akan menghasilkan enzim alfa amilase, beta amilase, dan
glukolimas, sedangkan khamir akan menghasilkan enzim invertase, zimase,
karbonsilase, maltase, dan melibose.
Pada
proses fermentasi juga terjadi perubahan asam-asam amino dari protein menjadi
alkohol. Asam lemak yang dihasilkan apabila bereaksi dengan alkohol akan
menghasilkan ester sebagai komponen aroma yang disukai. Proses fermentasi yang
telah lanjut akan menghasilkan kandungan alkohol dan asam yang tinggi sehingga
menyebabkan mikroba pengganggu terhambat perkembangannya dan bakteri Streptococcus akan lebih berperan dari
pada sebelumnya karena sifatnya yang tahan asam.
Ditinjau
dari keadaan tersebut, terbukti bahwa inoculant
cair ragi tape dapat mempercepat waktu pengomposan sampah organik rumah tangga
dibandingkan dengan inoculant cair
ragi tempe, karena di dalam ragi tape terdapat kapang dan khamir, sedangkan
pada ragi tempe hanya terdapat kapang saja. Dengan demikian, semakin banyak
mikroorganisme yang ada dalam bahan kompos maka akan semakin cepat dalam
mendekomposisi sampah organik rumah tangga, sehingga akan mempersingkat waktu
pengomposan sampah organik rumah tangga.
Kesimpulan
Penggunaan
inoculant cair ragi tape lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan inoculant
cair ragi tempe dalam mempercepat waktu pengomposan sampah organik rumah tangga
Sumber:
Zuanah dkk. 2011. Pengaruh Penggunaan Inoculant
Cair Ragi Tape dan Inoculant Cair
Ragi Tempe terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga Tahun 2010. Sanitasi. 3 (2). 47-55.
0 comments:
Posting Komentar
interest with this post???
please leave a comment ^^
감사합니다 ^^