12.03.2012

Pengaruh Penggunaan Inoculant Cair Ragi Tape dan Inoculant Cair Ragi Tempe terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga Tahun 2010



Masalah kesehatan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia adalah timbulnya sampah. Sampah mempunyai potensi untuk mencemarkan lingkungan, dan berpengaruh pada terjangkitnya berbagai penyakit, sehingga pemerintah mengharapkan agar setiap warga mampu mengelola sampah secara mandiri. Salah satu pengelolaan sampah adalah dengan sistem pengomposan. Namun proses pengomposan memakan waktu cukup lama. Sementara, produksi sampah organik setiap hari semakin bertambah sehingga perlu dicari alternatif lain yaitu dengan menemukan bahan yang berfungsi sebagai aktivator dalam pengomposan sampah organik. Aktivator atau yang biasa disebut dengan inoculant merupakan bahan berbentuk padat dan cair media pertumbuhan dan penyedia mikroorganisme pengurai bahan organik. Inoculant yang digunakan dalam penelitian ini adalah ragi tape dan ragi tempe. Pemilihan inoculant ini didasarkan pada keberadaan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai dekomposer sampah organik. Pada tahap akhir, dilakukan perbandingan antara penggunaan inoculant cair ragi tape dengan ragi tempe dalam mempercepat waktu pengomposan sehingga dapat diketahui keefektifan atau perbedaan penggunaan inoculant cair yang diukur menurut lama waktu terbentuknya kompos sampah organik rumah tangga.

Alat:
1.      Botol sirup 625 ml
2.      Gelas ukur 100 ml
3.      Ember volume 5 l
4.      Kertas label 6 cm × 4 cm
5.      Alat tulis
6.      Polybag 45 cm × 30 cm
7.      Tali rafia
8.      Pipa PVC ½ inchi
9.      Talenan kayu
10.  Timbangan pamor 10 kg
11.  Batang bambu 50 cm
12.  Pisau besar
13.  Penggaris mika
14.  Termometer air raksa
15.  Sarung tangan karet
16.  Masker kain


Bahan:
1.      Sampah organik rumah tangga 
2.      Ragi tape
3.      Ragi tempe 
4.      Gula pasir
5.      Kapur tohor


METODE
Jumlah sampel adalah 45 rumah warga Dusun Susukan Kecamatan Gamping dan Dusun Ngabean Kecamatan Pandak yang terbagi dalam dua kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol.
            Jumlah sampel sampah organik yang diambil sebanyak 135 kg yang mewakili Dusun Ngabean dan Dusun Susukan. Pengambilan masing-masing dusun sebanyak 67,5 kg. Sampah organik 135 kg terbagi dalam tiga kelompok yang berjumlah  45 unit. Masing-masing kelompok terdiri  dari 15 unit dan setiap unit dimasukkan sampah organik sebanyak 3 kg ke dalam polybag berukuran 45 cm × 30 cm. Penggunaan masing-masing ragi tape dan tempe sebanyak 15 gr.
            Teknik yang digunakan untuk mengetahui terbentuknya kompos adalah melalui pengukuran dan pengamatan terhadap parameter pengomposan. Parameternya adalah suhu, bentuk fisik, volume kompos, bau, dan warna.
HASIL
Variabel terikat yang diamati adalah waktu terbentuknya kompos setiap harinya. Kriteria kompos yang sudah matang adalah: bentuk fisik menjadi hancur, berwarna coklat kehitaman, sudah tidak berbau busuk, volume menyusut menjadi 1/3 volume awal, suhu stabil mendekati suhu ruangan.
   

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa waktu pengomposan sampah organik rumah tangga yang dibutuhkan oleh kelompok kontrol adalah 53,80 hari. Pada kelompok perlakuan dengan inoculant cair ragi tape membutuhkan waktu rata-rata selama 19,93 hari, sedangkan dengan menggunakan inoculant cair ragi tempe membutuhkan waktu rata-rata selama 23,67 hari. Penggunaan inoculant cair ragi tape lebih cepat 33,93 hari dibandingkan kontrol, sedangkan penggunaan inoculant cair ragi tempe lebih cepat 30,13 hari dibandingkan kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inoculant cair ragi tape dan inoculant cair ragi tempe dapat mempercepat waktu pengomposan sampah organik rumah tangga dibandingkan dengan kontrol.  Dan inoculant cair ragi tape lebih efektif dalam mempercepat waktu pengomposan sampah organik rumah tangga dibandingkan dengan penggunaan inoculant cair ragi tempe dan kontrol yang tidak ditambah dengan inocuolant cair. Selisih waktu pengomposan sampah organik rumah tangga pada kelompok perlakuan dengan penggunaan inoculant cair ragi tape dan ragi tempe rata-rata selama 3,74 hari.
Penggunaan inoculant cair ragi tape membutuhkan waktu pengomposan lebih cepat dibandingkan penggunaan inoculant ragi tempe, karena keberadaan mikroorganisme yang terdapat dalam ragi tape lebih banyak dibandingkan dengan mikroorganisme yang terdapat dalam ragi tempe. Secara teori dibuktikan bahwa dalam ragi tape terdapat khamir Saccharomyces cereviceae, kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., Rhizopus sp., khamir Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Candida utilis, bakteri Pediococcus sp., dan Bacillus sp. Sedangkan mikroorganisme dalam ragi tempe adalah Rhizopus sp. yang jenisnya adalah Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, Rhizopus arrhizus.
Pada saat proses dekomposisi sampah organik secara aerobik, populasi mikroorganisme akan terus berubah. Keadaan ini dikarenakan di dalam bahan kompos akan terjadi interaksi antar bakteri dalam bahan kompos dengan bakteri pada masing-masing inoculant cair ragi tape dan inoculant cair ragi tempe. Selama proses pengomposan, kapang akan menghasilkan enzim alfa amilase, beta amilase, dan glukolimas, sedangkan khamir akan menghasilkan enzim invertase, zimase, karbonsilase, maltase, dan melibose.
Pada proses fermentasi juga terjadi perubahan asam-asam amino dari protein menjadi alkohol. Asam lemak yang dihasilkan apabila bereaksi dengan alkohol akan menghasilkan ester sebagai komponen aroma yang disukai. Proses fermentasi yang telah lanjut akan menghasilkan kandungan alkohol dan asam yang tinggi sehingga menyebabkan mikroba pengganggu terhambat perkembangannya dan bakteri Streptococcus akan lebih berperan dari pada sebelumnya karena sifatnya yang tahan asam.
Ditinjau dari keadaan tersebut, terbukti bahwa inoculant cair ragi tape dapat mempercepat waktu pengomposan sampah organik rumah tangga dibandingkan dengan inoculant cair ragi tempe, karena di dalam ragi tape terdapat kapang dan khamir, sedangkan pada ragi tempe hanya terdapat kapang saja. Dengan demikian, semakin banyak mikroorganisme yang ada dalam bahan kompos maka akan semakin cepat dalam mendekomposisi sampah organik rumah tangga, sehingga akan mempersingkat waktu pengomposan sampah organik rumah tangga.

Kesimpulan
Penggunaan inoculant cair ragi tape lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan inoculant cair ragi tempe dalam mempercepat waktu pengomposan sampah organik rumah tangga

Sumber: Zuanah dkk. 2011. Pengaruh Penggunaan Inoculant Cair Ragi Tape dan Inoculant Cair Ragi Tempe terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga Tahun 2010. Sanitasi. 3 (2). 47-55.

0 comments:

Posting Komentar

interest with this post???
please leave a comment ^^
감사합니다 ^^